Beranda | Artikel
Besar Mana Dosanya: Ibumu Dibunuh atau Kesyirikan?
Kamis, 11 Desember 2014

[Dakwah Tauhid prioritas, semoga tidak terlupakan #4]

BangBro:  Bro, lagi ramai-ramai bicarain selamat natal ni, kayaknya gapapa sekedar bilang “selamat natal”, formalitas aja, nunjukin toleransi, lagian mereka juga ngucapin selamat idul fitri pas kita lebaran, apalagi yang tinggal di daerah minoritas Islam, katanya sih ada fatwa “ulamanya” lho[1]

KangBro: waduh bro, jelas banget kagak boleh ngucapin selamat natal atau selamat hari raya agama lain bro, gimanapun alasannya. Memang sih, banyak banget alasannya. Tapi ane kasi permisalan satu aja deh bro, ane rasa dah cukup

Kita sepakat kan kalau kesyirikan dalah dosa terbesar dan kedzaliman yang palig dzalim[2] dalam agama kita. Karena syirik melanggar hak-hak Allah dalam ibadah.

Mana yang lebih besar dan lebih dzalim dosanya? Allah disekutukan (kesyirikan) atau Ibu kita dibunuh? Jelas lebih besar dosa kesyirikan kan karena kesyirikan melanggar hak Allah. Lha wong Allah yang menciptakan dan meberi segalanya buat kita dan ibu kita. Ada juga hadits tentang urutan dosa yang paling besar, dosa terbesar adalah syirik kemudian durhaka kepada orang tua.[3]

Sekarang tinggal dibandingkan aja dosanya bro,

Selamat Natal ya > selamat ya telah dibunuh Ibumu

Selamat natal ya (sekedar formalitas) > selamat ya telah dibunuh ibumu (sekedar formalitas)

Selamat natal ya (tetap beriman natal tidak boleh) > selamat ya telah dibunuh ibumu (tetap beriman membunuh tidak boleh)

Selamat Natal ya (ada “fatwa”nya lho)  > selamat ya telah dibunuh Ibumu (bos yang nyuruh lho)

Nah, orang yang cerdas yang punya nurani sedikit saja bisa memahami hak Allah dalam tauhid kita kepada Rabb kita.

BangBro: ini dia pencerahannya, makasih banget ya bro, perlu dikasi tahu dan disebar ke saudara muslim yang ngucapin selamat natal. Supaya terjebak dalam kesyirikan yang dosanya tidak diampuni[4] dan diancam kekal di neraka[5]

Note:

Begitu juga dengan menggunakan atribut yang berbau natal seperti topi santa dan pohon natal cemara atau menjadi ciri khas perayaan agama selain islam. Apapun alasannya, tidak boleh dipakai sama sekali

 

@Pogung Dalangan, Yogyakarta Tercinta

Penyusun:   Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan   follow twitter

Add Pin BB www.muslimafiyah.com kelima 51E3D42D

 

[1] Terdapat fatwa ulama yang membolehkan tetapi fatwa ini tidak teranggap dan tidak benar karena tidak semua yang dianggap orang ulama adalah ulama yang sesunggunya

[2] Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13)

[3] كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ

Suatu ketika kami berada di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?”-beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali-. “Berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan bersaksi palsu atau berkata dusta.” Saat itu beliau bersandar kemudian beliau duduk. Beliau masih saja mengulang-ulang sabdanya sampai-sampai kami berkata kalau seandainya beliau diam. (HR. Muslim, no 126

[4] Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehndaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 48 dan 116)

 

[5] Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (QS. Al Maa’idah: 72)

 


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/besar-mana-dosanya-ibumu-dibunuh-atau-kesyirikan.html